Dhammapada Atthakata 169 - Kisah Raja Suddhodana |
Ketika Sang Buddha
kembali mengunjungi Kapilavatthu untuk pertama kalinya Beliau tinggal di Vihara
Nigrodharama. Di sana Beliau menjelaskan Dhamma kepada sanak saudaranya. Raja
Suddhodana berpikir bahwa Buddha Gotama, yang adalah anaknya sendiri, tidak
akan pergi ke tempat lain, tetapi pasti akan datang di istananya untuk menerima
dana makanan pada hari berikutnya; tetapi ia tidak dengan resmi mengundang Sang
Buddha datang untuk menerima dana makanan. Bagaimanapun, pada hari berikutnya,
ia menyediakan dana makanan untuk dua puluh ribu bhikkhu. Pada pagi hari itu
Sang Buddha berjalan untuk menerima dana makanan bersama dengan rombongan para
bhikkhu, seperti kebiasaan semua Buddha.
Yasodhara, istri
Pangeran Siddhattha sebelum beliau meninggalkan hidup keduniawian, melihat Sang
Buddha berjalan untuk menerima dana makanan dari jendela istana. Dia
memberitahukan ayah mertuanya, Raja Suddhodana, dan sang raja tergesa-gesa
menghampiri Sang Buddha. Raja memberitahukan Sang Buddha bahwa untuk seorang
anggota keluarga Kerajaan Khattiya, berkeliling meminta makanan dari pintu ke
pintu adalah memalukan. Kemudian Sang Buddha menjawab bahwa itu merupakan
kebiasaan semua Buddha untuk berkeliling menerima dana makanan dari rumah ke
rumah, dan oleh karena itu adalah benar dan layak bagi Beliau untuk tetap
menjaga tradisi itu.
Kemudian Sang Buddha
membabarkan syair 168 dan 169 berikut:
Bangun! Jangan lengah!
Tempuhlah kehidupan benar.
Barang siapa menempuh kehidupan benar,
maka ia akan hidup bahagia
di dunia ini maupun di dunia selanjutnya.
Tempuhlah kehidupan benar.
Barang siapa menempuh kehidupan benar,
maka ia akan hidup bahagia
di dunia ini maupun di dunia selanjutnya.
Hendaklah seseorang hidup sesuai dengan Dhamma
dan tak menempuh cara-cara jahat.
Barang siapa hidup sesuai Dhamma,
maka ia akan hidup bahagia di dunia ini
maupun di dunia selanjutnya.
dan tak menempuh cara-cara jahat.
Barang siapa hidup sesuai Dhamma,
maka ia akan hidup bahagia di dunia ini
maupun di dunia selanjutnya.
Ayah Buddha Gotama
mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah khotbah Dhamma itu berakhir.
Sumber Text : #SamaggiPhala - #Dhammapada.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar