Dhammapada Atthakata 171 - Kisah Pangeran Abhaya |
Suatu waktu, Pangeran
Abhaya pulang kembali dengan kemenangan setelah berhasil memberantas sebuah
pemberontakan di perbatasan negara. Raja Bimbisara sangat senang kepadanya
sehingga selama tujuh hari, Abhaya yang telah memberikan kejayaan dan kemuliaan
negara mendapat sambutan dan hiburan, bersama seorang gadis penari untuk
menghiburnya. Pada hari terakhir, ketika si penari sedang menghibur pangeran
dan teman-temannya di taman, penari itu terkena stroke yang hebat, dia terjatuh
dan meninggal dunia seketika.
Pangeran terkejut dan amat sangat sedih. Dengan
sedih, pangeran pergi menemui Sang Buddha untuk mencari pelipur lara. Kepadanya
Sang Buddha berkata, “O Pangeran, air mata yang engkau cucurkan melalui
kelahiran yang berulang-ulang tidak dapat diukur. Kumpulan-kumpulan di dunia
ini (khandha) adalah tempat dimana orang bodoh terlelap di dalamnya.”
Kemudian Sang Buddha
membabarkan syair 171 berikut:
Marilah, pandanglah dunia ini yang seperti kereta
kerajaan yang penuh hiasan,
yang membuat orang bodoh terlelap di dalamnya.
Tetapi bagi orang yang mengetahui,
maka tak ada lagi ikatan dalam dirinya.
yang membuat orang bodoh terlelap di dalamnya.
Tetapi bagi orang yang mengetahui,
maka tak ada lagi ikatan dalam dirinya.
Sumber Text : #SamaggiPhala - #Dhammapada.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar