Ketika Sang Buddha
mengumumkan bahwa Beliau akan mencapai parinibbana dalam waktu 4 bulan lagi,
banyak bhikkhu puthujjana (bhikkhu-bhikkhu yang belum mencapai tingkat
kesucian) merasa cemas dan tidak tahu harus berbuat apa, lalu mereka berusaha
dekat dengan Sang Buddha.
Attadattha, meskipun
tidak pergi ke hadapan Sang Buddha, bertekat untuk mencapai tingkat kesucian
arahat selama Sang Buddha masih hidup, berusaha keras dalam latihan meditasi.
Bhikkhu-bhikkhu lain yang tidak memahaminya, membawanya di hadapan Sang Buddha
dan berkata, “Bhante, bhikkhu ini tidak terlihat mencintai dan memuja-Mu
seperti yang kami lakukan, ia hanya menyendiri.” Attadattha Thera kemudian
menjelaskan kepada mereka bahwa ia sedang berusaha untuk mencapai tingkat
kesucian arahat sebelum Sang Buddha mencapai parinibbana, dan itulah alasannya
mengapa ia tidak berada dekat Sang Buddha.
Sang Buddha kemudian
berkata kepada para bhikkhu, “Para bhikkhu, barang siapa yang mencintai dan
menghormati-Ku seharusnya berkelakuan seperti Attadattha. Kalian tidak
menghormat saya hanya dengan memberikan bunga-bunga, wangi-wangian, dupa, atau
datang menjenguk-Ku. Kalian memberi penghormatan kepada saya bila mempraktekkan
Dhamma yang telah Kuajarkan kepada kalian seperti Lokuttara Dhamma.”
Kemudian Sang Buddha
membabarkan syair 166 berikut :
Jangan karena demi kesejahteraan orang lain
lalu seseorang melalaikan kesejahteraan sendiri.
Setelah memahami tujuan akhir bagi diri sendiri,
hendaklah ia teguh melaksanakan tugas kewajibannya.
lalu seseorang melalaikan kesejahteraan sendiri.
Setelah memahami tujuan akhir bagi diri sendiri,
hendaklah ia teguh melaksanakan tugas kewajibannya.
Attadattha Thera
mencapai tingkat kesucian arahat setelah khotbah Dhamma itu berakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar