Pada
saat bulan purnama, yang juga merupakan akhir masa vassa, Sakka bersama
sejumlah besar dewa datang untuk memberikan penghormatan kepada Sang Buddha,
yang pada saat itu tinggal di Pubbarama, sebuah vihara yang dibangun oleh Visakha.
Waktu itu Sang Buddha disertai oleh murid-murid utama dan semua bhikkhu senior.
Mahakaccayana
Thera yang bervassa di Avanti, belum tiba dan tempat duduk untuk beliau masih
kosong. Sakka memberi hormat kepada Sang Buddha dengan bunga, dupa, dan wangi-wangian.
Pada saat Sakka melihat tempat duduk yang masih kosong, ia mengumumkan agar
Mahakaccayana Thera dapat datang segera, sehingga ia dapat menyembah kepadanya.
Seketika Mahakaccayana Thera datang, Sakka sangat senang dan dengan tidak sabar
mempersembahkan bunga, dupa, dan wangi-wangian.
Para
bhikkhu terpesona oleh Sakka yang menunjukkan kesetiaannya kepada
Mahakaccayana, tetapi beberapa bhikkhu berpikir bahwa Sakka hanya menyukai
Mahakaccayana.
Kepada
mereka sang Buddha berkata “Seseorang yang dapat mengendalikan indrianya
dicintai oleh para dewa dan manusia.”
Kemudian
Sang Buddha membabarkan syair 94 berikut ini:
Ia yang telah menaklukkan dirinya,
bagaikan seorang kusir mengendalikan kudanya,
yang telah bebas dari kesombongan dan kekotoran batin,
maka para dewa pun akan mengasihi orang suci seperti ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar