Kisah ini merupakan yang mendasari munculnya syair Dhammapada Yamaka Vagga ayat 15, yang sering disebut juga syair - syair berpasangan. Berikut adalah kisah tersebut.
Pada
suatu dusun, tidak jauh dari Vihara Veluvana, hidup seorang penjagal babi yang
sangat kejam dan keras hati, bernama Cunda. Ia adalah penjagal babi yang sudah
berusia lebih dari lima puluh tahun; selama hidupnya, dia belum pernah melakukan
suatu perbuatan yang bermanfaat. Sebelum dia meninggal, dia sakit parah dan
mengalami penderitaan yang berat. Dia mendengkur, berteriak-teriak, dan terus
menggerakkan tangan dan lututnya untuk merangkak seperti babi selama tujuh
hari. Sebelum meninggal dunia, dia mengalami penderitaan seperti kalau dia
berada di neraka (niraya). Pada hari ketujuh, penjagal babi itu meninggal
dunia, dan dilahirkan kembali di Neraka Avici (Avici Niraya).
Beberapa
bhikkhu yang dalam beberapa hari berturut-turut mendengar teriakan-teriakan dan
kegaduhan dari rumah Cunda, berpikir, pastilah Cunda sedang sibuk membunuhi
lebih banyak babi. Mereka berpendapat bahwa Cunda adalah seorang yang sangat
kejam dan keji. Yang tidak mempunyai cinta kasih dan belas kasihan sedikitpun.
Mendengar
pergunjingan para bhikkhu tadi, Sang Buddha berkata, “Para bhikkhu, Cunda tidak
sedang membunuhi lebih banyak babi. Perbuatan jahatnya yang lampau telah
berbuah. Karena rasa sakit yang sangat, akibat penyakit yang dideritanya, ia
melakukan hal-hal yang tidak normal. Sekarang ia telah meninggal dan terlahir
di alam neraka. Oleh karena itu, seseorang yang melakukan perbuatan jahat, akan
selalu menderita akibat dari perbuatan jahat yang dilakukannya; dia menderita
dalam dunia ini, sama seperti pada alam berikutnya.
Hal
itu diwejangkan oleh Sang Buddha dengan membabarkan syair 15 berikut ini:
Di dunia ini ia bersedih hati.
di dunia sana ia bersedih hati.
pelaku kejahatan akan bersedih hati,
di kedua dunia itu.
ia bersedih hati dan meratap,
karena melihat perbuatannya sendiri,
yang tidak bersih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar